Minggu, 19 Maret 2017

#4

Kirana, aku mau bilang sesuatu.

Oke. Aku tahu ini bukan saat yang tepat dan terkesan buru-buru. Mungkin kamu masih belum berbaikanㅡkalau tidak mau disebut bertengkarㅡdengan kakakmu. Dan mungkin ini juga tidak penting-penting amat buatmu.

Tapi kalau boleh jujur, aku mungkin sedang naksir kakakmu, Kirana. Entah sejak kapan. Yang baru aku tahu, tiga setengah tahun ini aku betah-betah saja sendiri, betah-betah saja mengingat hari-hari menyenangkan dan menyebalkan yang sudah kami lalui, lalu secara tidak sengaja membandingkannya dengan temanku yang lain.

Dan tada, aku baru sadar, ternyata rasa suka bisa sesederhana ini. Aku menyukainya dan semua yang dilakukannya, Kirana. Bahkan saat Chandra ketiduran di atas sweaterku dan ngiler di sana, aku tidak bisa kesal, malah tertawa kecilㅡututuu, gemasnyaaa.

Tapi bukan karena ilernya aku naksir dia, Kirana. Tepatnya aku juga tidak tahu kenapa. Cuma, ada satu hal yang sangat kuingat dengan baik tentang Chandra. Dia sangat-sangat-sangat-sangat sayaaang sekali dengan keluarganyaㅡtermasuk kamu, atau kalau boleh kuralat sedikit, terutama kamu. Chandra pernah bilang, dulu, waktu umurnya masih lima tahun, ia ingin punya adik perempuan dan bisa jadi jagoan untuk adiknya. Duh, gemas nggak, sih?

Dan yah, mengingat semua hal yang selalu dia ceritakan tentang kamu, semua hal yang dia lakukan untuk kamu, kukira, kamu bisa menyimpulkan sendiri bagaimana perasaan Chandra untuk kamu. Aku tidak memaksamu berbaikan atau buru-buru memaafkan. Aku cuma mau berpesan, kalau kesal yang sedang kamu rasakan, mungkin bisa hilang dengan satu jabat tangan atau sebuah pelukan.

Salam peluk untuk Kirana /hughug/



ps. Perkara aku yang lupa nama kakakmu, tolong abaikan saja, ya. Aku tahu itu kedengaran nggak masuk akal. Tapi kamu tahu sendiri, kan, daya ingatku bagaimana? Hehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar