Sabtu, 22 April 2017

Iya Kamu

Iya. Yaiya.

Iya kamu harus mau, dong, keluar dari zona nyamanmu. Eh, nggak harus, sih. Tapi ada baiknya iya. Lebih-lebih itu untuk kebaikanmu sendiri, bukan siapa-siapa. Meskipun, yaa, itu akan membawa dampak untuk orang-orang yang terlibat.

Dan iya kamu juga harus mau bertanggung jawab, dong, atas apa yang kamu putuskan sendiri. Kali ini memang harus. Kan, tidak ada yang memaksamu untuk bilang iya atau tidak. Meskipun, yaa, ada tendensi untuk mengiyakan. Tapi, kan, tetap saja, tidak ada paksaan dari siapa-siapa! Jangan mengkambinghitamkan siapa-siapa, lo ya.

Dan iya, kamu memang harusnya mulai menyadari beberapa hal, seperti, kamu tidak akan jadi apa-apa, atau siapa-siapa, dan tidak ke mana-mana, kalau masih mau seperti ini selamanya.

Dan iya kamu juga harus ingat untuk berdoa. Tidak harus, sih. Itu perkara keyakinanmu. Tapi ada baiknya iya. Semoga Tuhan menguatkan kita semua.

Kamis, 20 April 2017

51 Lembar

51 lembar itu mungkin berisi kebohongan, keharusan, dan keterpaksaanㅡyang entah kenapa tetap saja saya lakukan, dulu.

Dua tahun tujuh bulan, saya kesal, kemudian merasa jijik dan marah
setiap kali membacanya.

Dua menit tujuh detik, saya kesal, kemudian merasa marah dan terharu ketika membacanya pagi tadi.

Barangkali, 51 lembar itu bukanlah kebohongan, atau keharusan, atau keterpaksaan. Barangkali, 51 lembar itu adalah sebuah pesanㅡtentang saya di masa depanㅡyang dititipkan oleh Tuhan.

"Ini kamu, Tiara. Kalau kamu mau berusaha."

Jumat, 14 April 2017

Spaneng

Harusnya, kan, saya bisa mendoakan yang baik-baik. Kok malah spaneng sendiri.

Ya Allah, tolong bantu hamba-Mu ini menjaga hati.



Dan perkara dia yang pernah membuat saya tersandung sampai tersungkur, anggap saja waktu itu saya jalan setengah sadar di depan kakinya.

Rabu, 12 April 2017

Nanti

Kalau kamu lelah dan ingin marah-marah, coba deh lihat sekelilingmu.
Melelahkan, ya?
Tarik napas panjang, hembuskan.

Kalau kamu kesal dan ingin berhenti saja, coba deh ingat apa saja yang belum kamu selesaikan.
Banyak, ya?
Tarik napas panjang, hembuskan.

Kalau kamu jengah dan ingin berbalik arah, coba deh pejamkan mata, dan berhenti memikirkan semuanya sejenak.
Tarik napas panjang, hembuskan.
Diam saja dulu, sebentar,
atau agak lama, tidak apa-apa.

Agak lega sedikit, kan?

Lain kali, kalau kamu butuh bahu, datang saja. Kutemani kamu curhat pada-Nya lama-lama.

Kamis, 06 April 2017

Pengingat


Tanaman yang tumbuh subur di dekat selokan depan rumah itu mengingatkanku untuk berkaca.