Selasa, 11 September 2018

Surat Tanpa Alamat

Jakarta, Jakarta
dan kenangannya

Jakarta, Jakarta
dan kenangannya

Aku membayangkan kita bersepeda, malam-malam, dan Surabaya sepi-sepi sekali pada pukul dua lewat lima. Aku ingin menatap Monumen Kapal Selam lebih lama lagi, aku akan berhenti hingga lampu merah keenam telah berganti hijau yang ketujuh. Aku akan menunggu.

Hanamasa dan obor-obor yang menyala, bolehkah aku menghangatkan telapak tangan di sana? Bolehkah aku mengatakan Surabaya adalah rumah, sehingga dimana pun aku berada, di pusat kota, di pesisir Kenjeran, di balkon Tanjung Perak, di bawah Suramadu, di kursi tunggu Juanda, aku akan tetap merasa telah pulang?

Adakah tempat bagi kita untuk mencinta lebih dari di Surabaya? Di jembatan Tunjungan, di parkiran mobil Pakuwon Mall, di penyeberangan Gubeng Airlangga. Di jalan menuju Kebun Binatang Surabaya, di Darmo, di Stasiun Pasar Turi. Di Kampung Ilmu, dimana-mana, dimana-mana. Adakah tempat yang lebih nyaman daripada menemukan banyak tangan yang siap untuk kita genggam?

Adakah tempat bagi kita untuk dicinta lebih dari di Surabaya? Di spion sepeda motor, di ruang kelas, di saat ia berlalu, bisa kita tatap matanya yang tegas, sayu, membara, hangat, lelah. Di bahunya, akan kita tepukkan satu-dua, dan senyum kita akan melekat di sana, menembus kemejanya, kaosnya, kemudian tali branya, kemudian meresap ke dalam pori-pori kulitnya, lalu menembus aliran venanya. Adakah tempat yang lebih nyaman daripada memiliki kedua lengan untuk menyambutnya setiap saat?

Di surat yang kutemukan di perempatan itu, kita menerawang. Tak adakah tempat kencan di Surabaya? Tanyanya. Katanya, tak ada tempat kencan di Surabaya. Tak ada tempat kencan di kota. Tak adakah tempat kencan di kota?

Kita bertatapan.

Jika ada seorang loper koran yang mengasihi pembelinya, atau seorang guru menyayang muridnya, atau aku yang mencinta kucing-kucing jalanan lebih dari diriku sendiri, salahkah ia?

Di Surabaya, dan kenangannya,
kita, cinta, dan definisi yang berkelindan,
Adakah ruang bagi cinta selain kepada anak dan orang tua?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar