Susu dan sereal.
Mood sarapan pagi ini nggak sebagus kemarin (yang sebenarnya juga buruk). Sendok di tangan naik turun tapi nggak menyuapkan apa-apa, cuma kayak kaki bebek yang kecipak-kecipuk di air. Susu di mangkuk makin keruh warnanya karena koko krunch-nya mulai luntur. Sama kayak semangat yang pagi ini mulai terkontaminasi, kebanyakan mikir. Padahal nggak ada yang dipikir.
Ini baru perkara chatting dan debatnya luar biasa. Saya sampai pingin tidur aja. Entah kenapa tidur selalu jadi solusi yang manjur. Mungkin karena dengan tidur kita bisa menutup mata sebentar, mimpi indah, tanpa masalah, lari dari kenyataan. Meskipun kenyataannya, ya, kita tidak lari dari mana-mana. Masih di atas tempat tidur, mengulur waktu, dan masalah makin lama kelar.
Ini baru perkara chatting dan resahnya luar biasa. Saya perlu jadi agak egois sedikit atau saya terlalu egois? Saya nggak tahu lagi. Ketar-ketir, ingin ikut turun tapi saya sudah banyak main-main dengan singa dan kotak hitam. Saya sudah lama mengabaikan oranye yang menyala-nyala, rindu katanya.
Ah, apa saya terlalu egois? Apa malah kurang egois? Saya nggak tahu lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar